Teori Pembelajaran Koneksionisme
Teori ini merupakan teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme. Menurut teori ini tingkah laku individu tidak lain dari suatu hubungan rangsangan dengan jawaban atau stimulus-respon. Siapa yang dapat menguasai hubungan stimulus respon sebanyak-banyaknya maka dia dapat berhasil dalam belajar.
Pembentukan
hubungan stimulus-respon perlu dilakukan berulang-ulang. Tokoh yang terkenal
dalam mengembangkan teori ini adalah Edward L. Thorndike. Hasil penelitiannya
dikenal dengan trial and error. Menurut connectionism, belajar merupakan
proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon.
Thorndike mengemukakan tiga hukum dalam belajar yaitu:
(1) Law
of Readiness, belajar akan berhasil apabila individu memiliki
kesiapan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh Rian sangat bersemangat ketika
akan memulai pelajaran matematika, sedangkan Tuti terlihat kurang bersemangat
saat akan memulai pelajaran matematika karena dia tidak senang dengan
matematika, menurut Anda siapa yang akan mudah menerima pelajaran matematika
jika dilihat dari kesiapan belajar? Ya, pastinya Rian, karena dia punya
semangat yang tinggi pada saat akan memulai pelajaran. Namun kesiapan belajar
ini sebenarnya dapat diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran, yaitu
dengan memberikan motivasi dan dapat menarik perhatian siswa pada saat akan
memulai pelajaran.
(2) Law
of Exercise, yaitu belajar akan berhasil apabila banyak latihan
dan pengulangan dalam belajar. Sebagai contol Mail selalu mengulang pelajaran
di rumah yang telah disampaikannya di sekolah. Tentu Mail akan lebih mudah memahami
pelajaran, karena dia terbiasa latihan dan mengulang materi. Namun di dalam
kelas guru juga dapat melakukan latihan dan pengulangan dalam memberikan
pelajarannya, yaitu dengan memberikan latihan-latihan soal, penugasan, dan lain
sebagainya, sehingga dengan berlatih pemahaman siswa terhadap suatu materi dapat
relatif menetap sehingga proses pembelajaran menjadi lebh bermakna
(3) Law
of Effect, belajar akan semangat apabila mengetahui hasil
belajar yang baik. Mengetahui hasil belajar dengan segera dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar, sehingga ia tahu dimana letak kelemahannya dan memperbaikinya
dengan segera. Untuk itu dalam proses pembelajaran feedback yang menyenangkan
sangat diperlukan agar dapat mempengaruhi usaha siswa dalam belajar.
Post a Comment for "Teori Pembelajaran Koneksionisme"